“Tiada daya (daripada mengelak maksiat) dan tiada upaya (mengerjakan taat) melainkan dengan izin dan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha agung”, satu ungkapan yang sungguh bermakna buatku hari ini.
Aku renunginya sedalam mungkin yang dapat dijangkau pemikiranku yang sangat cetek dibanding ilmu Allah. Hatiku terasa berupa getaran yang telah mendesak mata mengeluarkan airnya. Hati ini terus teringatkan dosa-dosa semalam.
“Oh hinanya aku di sisiMu ya Allah” perkataan itu terus meluncur di mulutku dengan pergerakan dua bibirku. Aku terkenangkan nikmat yang telah diberikan kepadaku namun jarang kusyukuri.
“Maka nikmat tuhanmu yang manakah kamu telah dustakan”. 5 deria pada badan, rasa, bau, sentuh, dengar, dan pandang. Hanya diguna tapi tidak perasan apa yang Allah kurniakan tidak dibalas dengan kesyukuran.
Hari ini ku mendapat ketenangan hanya dengan beberapa patah perkataan, “Tiada daya (daripada mengelak maksiat) dan tiada upaya (mengerjakan taat) melainkan dengan izin dan pertolongan Allah yang maha tinggi lagi maha agung”. Ku ulang-ulang sambil kurenungkan.
Begitu agung kedudukanMu tuhan, zikir kepadaMu membawa ketenangan. “Ingatlah hanya dengan mengingati Allah hati akan menjadi tenteram”. Ku menyambung lagi ulangan ayat itu, hatiku bertambah tenang.
Namun aku khuatir Allah tidak membiarkan lama ketenangan itu bersarang, aku takut pintu sangkar dibuka, lalu terbang dan terus hilang. “Ya Allah tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku dalam agamaMu dan dalam mentaatiMu…aamiiin”.
Seungkap zikir itu telah mengubah keadaanku dari alam kekacauan emosi kepada alam ketenangan diri. Ketenangan itu yang kucari, bukan kegembiraan, bukan keseronokan. Dengan ketenangan semuanya dapat kurangkul dengan senang. Allah jua tempat bersyukur. “sekiranya kamu bersyukur, nescaya Kami tambah (nikmat) kepada kamu.
Ya Allah aku ini hambamu yang lemah, bimbinglah aku ya Allah untuk terus bersyukur dengan nikmat Mu yang berjuta, beribadah demi mentaatiMu, berakhlak dengan akhlak kekasihMu, terus mencari ilmuMu yang tersedia, menyampaikan kalimahMu ke merata untuk menegakkan agamaMu dan mentadbir dunia dengannya. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram…aamiiin Ya Rabbal ‘alamin.
Saif al-Lizam
asma amanina
masa
masa
Categories
- bulan Islam (1)
- Diari seorang Pengembara (7)
- ibu... (2)
- kekasih Allah (3)
- Malaysia (1)
- Manusia (3)
- perayaan (1)
- Pesanan (2)
- Rafiqul A'ala (3)
- salah siapa (2)
- suatu kisah (2)
Thursday, March 5, 2009
SEUNGKAP ZIKIR MERUNGKAI KETENANGAN
Diposkan oleh Saif al-Lizam di 6:17 AM
Label: Rafiqul A'ala
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mati
Seorang pernah bertanya kepada Abu Dzar al-Ghifari, salah seorang sahabat utama Nabi saw.
"Apa yang tidak beres pada diri saya sehingga saya takut mati?" Jawab Abu Dzar, "Karena engkau telah mengembangkan (memakmurkan) duniamu (saja), sedangkan akhiratmu engkau hancurkan. Maka, engkau tidak mau berubah dari kemakmuran menjadi suatu kehancuran."
ruang tulis
Live Traffic
Laa ilaaha illallah
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahawsanya Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku.”
(surah Anbiya': 25)
La ilaaha illallah, sungguh bermakna kalimah itu... apa tidaknya, sesiapa yang mengucapkannya di akhir hidupnya...maka syurga menjadi habuan...
Para Nabi ditentang, dilawan, dihina, dikekang hanya kerana membawa kalimah itu...
"Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahawsanya Tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah Aku.”
(surah Anbiya': 25)
La ilaaha illallah, sungguh bermakna kalimah itu... apa tidaknya, sesiapa yang mengucapkannya di akhir hidupnya...maka syurga menjadi habuan...
Para Nabi ditentang, dilawan, dihina, dikekang hanya kerana membawa kalimah itu...
Antara Keperluan dan Tuntutan
Apa itu keperluan?
Apa pula tuntutan?
Keduanya banyak perbezaan...
Tuntutan lebih utama dari keperluan.
Namun tuntutan sering ditinggalkan.
Keperluan pula dilebih-lebihkan.
Sengaja tidak mendefinisikan...
Tuntutan dan keperluan.
Hemat diriku,
Semua faham...
Fikir-fikirkan...
Apa pula tuntutan?
Keduanya banyak perbezaan...
Tuntutan lebih utama dari keperluan.
Namun tuntutan sering ditinggalkan.
Keperluan pula dilebih-lebihkan.
Sengaja tidak mendefinisikan...
Tuntutan dan keperluan.
Hemat diriku,
Semua faham...
Fikir-fikirkan...
0 komentar:
Post a Comment